Kamis, 08 April 2004

MARAH ?

MARAH ?


Definisi Marah

Marah atau amarah merupakan salah satu yang tak terpisahkan dari emosi, marah sendiri timbul karena adanya sebuah dorongan yang biasa disebut dengan human aggressive. Dorongan rasa marah ini bisa saja muncul karena sesuatu terjadi di luar dugaan atau di luar perhitungan, dari beberapa artikel yang saya baca dapat disimpulkan definisi marah yaitu sifat alamiah atau emosi yang dimiliki setiap manusia yang bersifat survival dan timbul ketika ada sebuah serangan yang menyangkut dengan harga diri , secara garis besar dorongan marah itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal (dari dalam diri), misal perasaan salah ketika didalam pekerjaan yang tak bisa terselesaikan dan akhirnya pecah menjadi kemarahan, kedua ialah faktor external dan biasanya tercipta karena adanya sebuah ancaman atau provokasi dari luar.


Setiap orang mempunyai ekspresi marah yang berbeda –beda tergantung dari manajemen marah orang itu sendiri, misal hanya di tumpahkan dalam bentuk mengerutu saja tapi adakalanya kita tidak dapat dapat membendungnya maka biasanya kita akan mengekspresikan amarah tersebut secara destruktif (memaki, memukul, atau merusak barang), maka marah menjadi emosi yang buruk. Lepas kendali dapat memicu perasaan frustasi, bingung, dan tidak berdaya. Mengekspresikan marah itu hal yang wajar saja tetapi kita harus dapat melihat situasi dan kondisi pada waktu itu, sebab menurut penelitian ilmiah seseorang yang tidak dapat mengungkapkan atau memendam perasaan marah akan berakibat pecahnya pembuluh darah diotak yang sekaligus dapat menyebabkan penyakit stroke.


Dari penyataan diatas dapat disimpulkan baha tidak ada satu orangpun yang dapat melarang seorang untuk mengekspresikan perasaan marahnya tergantung apakah orang tersebut mampu untuk mengendalikanya, saya hanya ingin mengingatkan diri saya sendiri dan rekan-rekan sekalian bahwa ternyata ada tips untuk memanajemen rasa marah ini yang pernah saya baca dari buku atau majalah beberapa tahun yg lewat.
Menurut tips tersebut sebelum kita menumpahkan amarah kita, ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan :

  1. Apakah kita marah pada orang yang tepat?

    • Dalam hal ini biasa terjadi dalam pekerjaan misal seorang pegawai dengan jabatan sebagai personalia mempunyai masalah dengan pegawai yang menjabat lebih tinggi darinya, secara realita personalia tersebut aakan memarahi pegawai dengan jabatan dibawahnya dengan alasan takut akan atasan.

  2. Apakah kita marah pada waktu yang tepat?

    • Kita jangan sampai pernah memarahi seseorang dihadapan orang banyak karena dapat menggangu pekembangan sikologi dari orang tersebut, apalagi terhadap anak kecil.




  1. Apakah kita marah dengan alasan yang tepat?

    • bukan karena faktor subyektif. Banyak kasus kemarahan timbul di lingkungan keluarga. Misalkan hanya gara-gara meminjam sepatu tanpa izin kepada pemiliknya


Nah, bila ketiga hal tersebut sudah memenuhi syarat, maka kita diijinkan untuk marah. Namun, bila salah satu kondisinya tidak terpenuhi, jangan lah dulu marah. Evaluasi terlebih dahulu, belum tentu kita perlu marah, belum tentu ada orang yang salah, atau mungkin kita perlu mempertibangkan perasaan orang lain bila kita melakukannya di tempat umum.



Evaluasi Untuk Menyikapi Marah


Berikut evaluasi yang saya lakukan pada diri saya sendiri


  1. Kapan terakhir andah marah ?

  • Didalam diri seseorang ngak mungkin ada yang merenceranakan dirinya untuk memarahi seseorang , karena marah sendiri merupakan sikap refleks yang di miliki setiap manusia.


  1. Apa yang menjadi ciri khas ketika marah?

  • Ketika saya marah akan mudah dikenali salah satu cirinya ialah kedua bulu alis saya akan dempet satu sama lain.

  • Tatapan mata akan nerubah dengan sendirinya.


  1. Kepada siapa anda marah ?

  • Orang yang sering saya marahi ialah kakak laki-laki saya, dan kenapa tanpa saya sadari kemarahan saya selalu menyalur kepada orang yang berada dekat dengan saya.


  1. Permasalahan apa yang sering terjadi?

  • Biasanya cuma hal sepele mulai dari pemakain barang tanpa ijin terlebih lagi bila barang tersebut dipinjamkan ke temanya.


  1. Tindakan yang saya lakukan untuk mengurangi kemarahan

  • Doa dan

  • Ingatlah kebaikan orang yang kita marahi pada saat itu.


  1. Apa yang anda lakukan ketika permasalahan telah reda?

  • Memulai untuk berbicara kembali, karena dengan ini saya dapat menghilangkan ingatan tentang marah dan merefresh diri saya sendiri.


Semoga dengan artikel yang saya tulis ini dapat mengurangi intensitas marah saya dan bermanfaat bagi rekan-rekan yang membacanya.