Minggu, 13 April 2008

motivasi

MOTIVASI


Hubungan Motivasi dengan Emosi

Kemampuan seorang pemimpin untuk memotivasi anggota timnya sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosinya (EQ-nya). Paling tidak ada enam keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, sebelum dia dapat memimpin orang lain, yaitu:

Mengenali emosi diri

Keterampilan ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas diri dan hidup kita.

Mengelola emosi diri sendiri

Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.


Memotivasi diri sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation). Kendali diri emosional – menahan diri terhadap kepuasan dan engendalikan dorongan hati – adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka kerjakan.


Mengenali emosi orang lain

Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut Covey sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.


Mengelola emosi orang lain

Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antarpribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antarmanusia. Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antarpribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antarkorporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antarindividu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain (baca: membina hubungan yang efektif dengan pihak lain) emakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruhan.


Memotivasi orang lain

Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan handal.

3 Jenis Motivasi

Jadi memotivasi orang lain, bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya. Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu: pertama, motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut jika terjadi apa-apa dengannya, anak-istrinya akan menderita. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya. Dalam buku The One Minute Manager, kedua penulis (Kenneth Blanchard dan Spencer Johnson) merangkum topik bahasan kita mengenai motivasi ini dalam sebuah ilustrasi yang amat menarik mengenai Manajer Satu Menit. Untuk menjadi manajer yang efektif dan dapat memotivasi anak buah untuk mencapai sasaran perusahaan, maka ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama adalah membangkitkan inner motivation dari orang yang dipimpinnya dengan menetapkan berbagi misi atau sasaran yang akan dicapai. Kita sebagai pemimpin perlu berbagi dengan tim kita untuk secara bersama melihat visi secara jelas dan mengapa kita melakukannya. Motivasi yang benar akan tumbuh dengan sendirinya ketika seseorang telah dapat melihat visi yang jauh lebih besar dari sekadar pencapaian target. Sehingga setiap orang dalam organisasi kita dapat bekerja dengan lebih efektif karena didorong oleh motivasi dari dalam dirinya. Hal kedua dan ketiga yang perlu dilakukan oleh seorang manajer efektif adalah memberikan pujian yang tulus dan teguran yang tepat. Kita dapat membuat orang lain melakukan sesuatu secara efektif dengan cara memberikan pujian, dorongan dan kata-kata atau gesture yang positif. Bahkan dalam bukunya yang melegenda, Dale Carnegie (How to Win Friends and Influence People) menempatkan ini sebagai prisip pertama dan kedua dalam menangani manusia, yaitu: (1)jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh, dan (2) berikan penghargaan yang jujur dan tulus. Manusia pada prinsipnya tidak senang dikritik, dicemooh atau dicerca, tetapi sangat haus akan pujian dan apresiasi. Tetapi kritik atau teguran yang tepat seringkali justru diperlukan untuk membangun tim kerja yang kokoh dan handal. Yang penting dalam menegur orang lain adalah bukan pada apa yang kita sampaikan tetapi cara menyampaikannya. Teguran yang tepat justru dapat menjadi motivasi dan menimbulkan reaksi yang positif. Penelitian yang dilakukan dalam lima puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak semata didasarkan pada nilai uang yang diperoleh (monetary value). Ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang terpenuhi, maka dia akan membutuhkan hal-hal yang memuaskan jiwanya (to love) seperti kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja , dan hal-hal yang memuaskan

hasratnya untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk belajar dan mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang bekerja atau melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy).



Rabu, 02 April 2008

Jalankah Keppres 14 /2007 ?

Jalankah Keppres 14 /2007 ?

Interplasi interplasi dan interplasi itulah kata yang cukup akrab di telinga kita yuang di ajukan beberap anggota DPR, padahal daari beberapa interplasi yang ditunjukan kepada Presiden slalu dengan hasil yang kurang memuaskan bagi wakil rakyat tersebut. Itupun tidak semata-mata kesalahan Presiden melainkan kesalahan DPR yang mengajukan interplasi kepada pemerintah dan bukan kepada presiden, mengapa demikian karena kata pemerintahan terdiri dari presiden, wakil presiden dan para menteri menterinya, tetapi tindakan walk-out yang dilakukan anggota DPR bukanlah karena karena ketidak datangan presiden melainkan tidak adanya tanda tangan beliau dalam berkas jawaban yang disampaikan dalam sidang paripurna beberapa waktu lalu, dan muncul dugaan bahwa presiden tidak memperhatikan derita korban lapindo dan hanya diwakilkan oleh para menteri menterinya yang terkait.

Sampai saat ini sayapun masih bingung dengan tindakan DPR yang berupaya mengajukan hak Interplasi kepada pemerintahan, DPR kayaknya tidak bosan-bosan melakukan interplasi yang selalu dengan hasil yang kurang memuaskan seperti yang terjadi pada kasus resolusi Iran dan BLBI ( Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ), toh apapun hasil dari interplasi tersebut tidak terlalu direspons oleh korban luapan lumpur sidoorjo. Harusnya DPR & Pemerintahan sekarang tahu apa yang diharapkan oleh warga porong, bukanya memikirkan status apa yang akan diberikan kepada luapan lumpur tersebut baik venomena alam ( mud volcanologi ) atau human error , apalagi sekarang mulai bermunculan gelembung-gelembung gas yang mudah tebakar baik yang bercampur air atau dari retakan tanah dan bangunan, fatalnya lagi gas ini telah menyebabkan korban keracunan dan ledakan yang diakibatkan dari gas tersebut.

Tindakan presiden atas Keppres no 14 tahun 2007 yang merupakan pembaruhan dari kerpres no 13 tahun 2008 sangatlah terburu buru melihat luapan tersebut sampai saat ini belum jelas kapan berhentinya dan secara tidak langsung kepres tersebut memberikan ruang sempit kepada korban lumpur lapindo, dan hanya menimbulkan masalah diskriminatif sdesama korban lumpur. Apa yang terjadi ?, demostrasilah yang sering terjadi yang dilakukan oleh warga empat desa yang menuntut wilayahnya dimasukan kedalam peta terdampak langsung lumpur lapindo.usaha yang dilakukan oleh korban Lumpur lapindo yang tak tercantum pada peta terdampak akahirnya berbuah hasil setelah pada tanggal 28 februari 2008 pemerintahan bersedia menganti rugi atas tanah dan bangunan mereka yang semula tuntutan mereka terdiri dari empat desa namun yang mendapat ganti rugi hanya desa besuki, kedung cangkring dan penjarakan sayangnya dana ganti rugi sebesar 700 miliar ini berasal dari APBN dan tidak berasal dari lapindo yang menjadi dalang dalam kasus luapan Lumpur tersebut,

Upaya untuk menutup sumber lumpur telah banyak dilakukan diantaranya dengan relief well, insersi bola beton atas usulan ITB dan kolam megaraksa , dari beberapa eksperimen tersebut tidak ada satupun yang menuai hasil positif. Sebuah konferensi pers yang dilakukan oleh Solahudin wahid dengan sejumlah pakar dari ITB yang dilakukan pada tanngal 22 februari di jakarta memberikan sedikit harapan bagi warga porong dan sekitarnya karena dari konfrensi tersebut solahudin wahid yang akrab dengan sapaan gus- solah ini mengklaim dapat menghentikan lumpur lapindo dengan biaya kurang dari

1 triliun yang lebih murah dibanding dengan upaya yang sebelumnya pernah dicoba. Di- tempat yang sama gus solah juga berpendapat bahwa kasus lapindo ini menjadi konspirasi politik terkait di temukanya majalah yang didalamnya berisi tentang wawancara kepada seorang pakar pengeboran pertamina yang mengatakan bahwa lumpur lapindo dapat di tutup,tetapi majalah tersebut malah hilang dari peredaran dan entah siapa yang yang bermain dibelakang ini, dan seakan akan ada pihak yang sengaja menutupi fakta yang sebenanya..

Dalam tulisan ini pertama saya berharap kepada tim yang telah dibentuk antara lain BPLS & TP2LS agar bersikap realitis dan tidak bersikap pro dengan lapindo brantas dengan hanya mendengarkan pendapat dari sumber yang menyatakan lumpur lapindo ialah venomena alam, dan mengawasi atau dengan kata lain hanya meneriaki awas ketika lumpur datang. Kedua jangan-jangan lapindo brantas telah mempersiapkan skenario ini terkait ditempat yang tak terlalu jauh dengan sumber lumpur porong, lapindo juga mempunyai 22 titik sumur gas alam. Ketiga semoga kelanjutan ganti rugi kepada korban Lumpur lapindo yang tinggal 80 % dari batas akhir pembayaran tangal 8 maret akan terlunasi semua seperti yang tercantum dalam Keppres no 14 tahun 2007.